Badan Kesbangpol Inhu Sukses Gelar Sosialisasi Aliran Sempalan

BERITA BARU INDONESIA.COM – Rengat – Riau – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Indragiri Hulu menggelar kegiatan sosialisasi aliran sempalan di tengah masyarakat. Acara diikuti 30 Tokoh Agama se -Kecamatan Lubuk Batu Jaya (LBJ) pada Kamis pagi.
Kepala Kesbangpol Inhu Bambang Indramawan melalui Kepala Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial Budaya, Agama, dan Organisasi Kemasyarakatan, Elpi Pistori mengatakan, ada 30 peserta mengikuti acara tersebut.
“Alhamdulillah sosialisasi berjalan lancar. Lebih optimalnya pihak Badan Kesbangpol Inhu mengundang beberapa narasumber yang kompeten,” kata nya di Lubuk Batu Jaya.
Ia mengatakan, Bakesbangpol Inhu mengundang beberapa narasumber dalam acara tersebut yakni Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Inhu H Darwison, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Inhu H Abdul Kadir, Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Inhu H Waha.
Elpi Pistori pada saat membuka acara sosialisasi juga menyebutkan bahwa ada beberapa poin penting dalam acara tersebut.
Antara lain, mengenai aliran sempalan, radikalisme, merawat kerukunan melalui aliran sempalan, sehingga Keharmonisan dalam bermasyarakat tercipta dengan baik.
“Itulah pentingnya sosialisasi terkait hal itu, sehingga tidak terjadi konflik di tengah masyarakat yang beragam,” ujarnya.
Elpi Pistori menjelaskan, potensi permasalahan yang timbul di tengah masyarakat adalah bersumber dari aliran sempalan dan radikalisme.
Untuk itu bagaimana permasalahan itu tidak berkembang menjadi konflik agama, perselisihan yang dapat memicu perpecahan.
Seperti di ketahui, kata Elpi Pistori, Indonesia adalah negara multi kultural dengan berbagai keragaman yang dimiliki, baik itu ras, suku, bahasa dan agama sebagai negara yang besar.
Kondisi itu menuntut agar seluruh elemen bangsa untuk senantiasa mempertahankan persatuan dan kesatuan.
Hubungannya dengan keragaman agama, masyarakat selalu dihadapkan dengan kondisi dimana agama sering dijadikan sebagai alat provokasi.
Hal itu dapat mengakibatkan sikap atau perasan tidak nyaman untuk hidup dalam perbedaan. Karena, menganggap pemeluk agama lain atau paham lain sebagai ancaman dan bahkan sering terjadi monopoli kebenaran ajaran.
Dapat menimbulkan sikap resistensi dan akan terjebak dalam sikap konservatif menganggap benar diri sendiri dan menutup diri.
Itu dapat menimbulkan konflik, dan radikalisme, aliran sempalan sering di sebut aliran sesat yang dinilai bertentangan dengan keyakinan dalam sistem keagamaan.
Ajaran sesat adalah sebuah pandangan berlatar belakang filsafat, politik, ilmu, seni. Ada banyak faktor munculnya aliran sempalan khususnya di dalam agama Islam.
Diantaranya, mengingkari rukun Islam, rukun iman, menafsirkan Alquran tidak berdasarkan kaidah dan tafsir. Melecehkan para nabi dan mengikuti kaidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i.
Akibatnya, menimbulkan perbedaan dan polemik di tengah masyarakat dan bahkan mempengaruhi kerukunan umat beragama.
Sedangkan, lanjut Elpi Pistori, radikalisme adalah paham yang menginginkan perubahan sosial atau politik secara cepat dan mendasar.
Penyebab radikalisme adalah faktor ideologi, sosial, politik, pendidikan dan psikologis. Sehingga menimbulkan bahaya baik sosial, keamanan, ekonomi, psikologi.
Untuk itu, penting adanya solusi agar tidak terjadi radikalisme antara lain pendidikan agama yang moderat, dialog antar kelompok dan penegakkan hukum serta perbaikan sosial ekonomi.
“Begitu juga di Indragiri Hulu, kerukunan umat penting dijaga dengan baik dan semua pihak berperan aktif untuk antisipasi dini,” sebutnya.
Secara bersama menjauhi paham radikalisme dan isu yang dapat memecah belah kerukunan dan keharmonisan di tengah masyarakat yang beragam.
Peserta pelatihan, memiliki peran nantinya untuk mencegah terjadinya konflik dan membuat situasi di tengah masyarakat menjadi aman, tenang dan damai
Terutama dalam tahapan Pilkada serentak 2024 di Inhu. Selain ikut mensukseskan tahapan Pilkada juga mengajak semua elemen masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh motif apapun yang dapat memecah belah kerukunan umat beragama.